MAKALAH SEJARAH : REPUBLIK MALUKU SELATAN
TUGAS MAKALAH
REPUBLIK MALUKU SELATAN
DISUSUN OLEH :
1.
Ajeng Yustika Dewi
2.
Muhamad Fajar julistian
3.
Muhammad Amir Mahfuzh
4.
Nisa Ramadita
5.
Rizal Apriyadi
6.
Rizky Febrian
SMA NEGERI 1 BANJARAN
2016-2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa, karena rahmat dan perkenan-Nya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah sejarah tentang Latar Belakang Republik Maluku
Selatan. Untuk menambah pengetahuan siswa-siswi yang sedang menempuh pendidikan
pada Sekolah Menengah Atas (SMA).
Sejarah adalah guru
kehidupan, karena dengan belajar sejarah siswa diharapkan dapat belajar dari
pengalamannya orang lain untuk dibandingkan dengan pengalaman sendiri dan
dijadikan bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan dan menentukan sikap
untuk menjadi lebih baik di masa yang akan datang.
Konsep dasar
pembelajaran meliputi empat aspek penting yaitu belajar masa lalu, memahami
masyarakat kita, memahami masyarakat dan kebudayaan lain dan juga melatih
keterampilan sosial kita untuk dapat menanamkan makna dalam peristiwa
kesejarahan ke dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan belajar sejarah
menanamkan kesadaran terhadap persatuan dan kesatuan bangsa dan solidaritas
serta semangat persaudaraan.
Sebagai akhir kata,
rasa syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.
Tanpa izinnya makalah ini tidak dapat terselesaikan dengan baik.
Banjaran, Agustus 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR Isi........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................
1.1 Latar Belakang ...................................................................
1.2 Maksud dan Tujuan Penulisan ...........................................
1.3 Rumusan Masalah .............................................................
1.4 Sistematika Penulisa ..........................................................
BAB II PEMBAHASAN ........................................................
2.1 Pengertian Republik Maluku Selatan .................................
2.2 Pemberontakan Republik Maluku
Selatan Berlangsung
2.3 Akhir Pemberontakan Republik Maluku
Selatan ...............
2.4 Tokoh-tokoh yang berada dibalik
Pemberontakan Republik Maluku Selatan .................................................................................................
2.5 Peran Belanda dalam Pembentukan
Republik Maluku Selatan
BAB III PENUTUP ............................................................... .......
3.1 Kesimpulan ........................................................................
3.2 Saran ..................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ............................................................. .......
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pada 25 April 1950 RMS
diproklamasikan oleh orang-orang bekas prajurit KNIL dan pro-Belanda yang di
antaranya adalah Dr. Chr.R.S. Soumokil bekas jaksa agung Negara Indonesia Timur
yang kemudian ditunjuk sebagai Presiden, Ir. J.A. Manusama dan J.H. Manuhutu.
Pemerintah Pusat yang
mencoba menyelesaikan secara damai, mengirim tim yang diketuai Dr. J. Leimena
sebagai misi perdamaian ke Ambon. Tapi kemudian, misi yang terdiri dari para
politikus, pendeta, dokter dan wartawan, gagal dan pemerintah pusat memutuskan
untuk menumpas RMS, lewat kekuatan senjata. Dibentuklah pasukan di bawah
pimpinan Kolonel A.E. Kawilarang.
Pada 14 Juli 1950
Pasukan ekspedisi APRIS/TNI mulai menumpas pos-pos penting RMS. Sementara, RMS
yang memusatkan kekuatannya di Pulau Seram dan Ambon, juga menguasai perairan
laut Maluku Tengah, memblokade dan menghancurkan kapal-kapal pemerintah.
Pemberontakan ini
berhasil digagalkan secara tuntas pada bulan November 1950, sementara para
pemimpin RMS mengasingkan diri ke Belanda. Pada 1951 sekitar 4.000 orang Maluku
Selatan, tentara KNIL beserta keluarganya (jumlah keseluruhannya sekitar 12.500
orang), mengungsi ke Belanda, yang saat itu diyakini hanya untuk sementara
saja.
RMS di Belanda lalu
menjadi pemerintahan di pengasingan. Pada 29 Juni 2007 beberapa pemuda Maluku
mengibarkan bendera RMS di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhono pada hari
keluarga nasional di Ambon. Pada 24 April 2008 John Watilette perdana menteri
pemerintahan RMS di pengasingan Belanda berpendapat bahwa mendirikan republik
merupakan sebuah mimpi di siang hari bolong dalam peringatan 58 tahun
proklamasi kemerdekaan RMS yang dimuat pada harian Algemeen Dagblad yang
menurunkan tulisan tentang antipati terhadap Jakarta menguat. Tujuan politik
RMS sudah berlalu seiring dengan melemahnya keingingan memperjuangkan RMS
ditambah tidak adanya donatur yang bersedia menyisihkan dananya, kini hubungan
dengan Maluku hanya menyangkut soal sosial ekonomi. Perdana menteri RMS
(bermimpi) tidak menutup kemungkinan Maluku akan menjadi daerah otonomi seperti
Aceh Kendati tetap menekankan tujuan utama adalah meraih kemerdekaan penuh.
Pemimpin pertama RMS
dalam pengasingan di Belanda adalah Prof. Johan Manusama, pemimpin kedua Frans
Tutuhatunewa turun pada tanggal 25 april 2009. Kini John Wattilete adalah
pemimpin RMS pengasingan di Belanda.
1.2 Maksud dan
Tujuan Penulisan
1.2.1
Maksud Penulisan
Adapun maksud dari
makalah kami tentang Republik Maluku Selatan, yaitu :
1.
Ingin mengetahui apa itu Republik Maluku Selatan.
2.
Ingin mengetahui kapan Pembentukan Republik Maluku Selatan.
3.
Ingin mengetahui akhir Republik Maluku Selatan.
4.
Ingin mengetahui tokoh-tokoh yang berada dibalik Pembentukan Republik Maluku
Selatan.
5.
Ingin mengetahui peran Belanda dalam Pembentukan Republik Maluku Selatan.
1.2.2
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari
makalah tentang Pemberontakan Republik Maluku Selatan adalah :
1.
Untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Sejarah.
2.
Untuk menambah poin-poin dalam pembelajaran.
3.
Untuk mengetahui lebih dalam tentang Pemberontakan Republik Maluku Selatan.
1.3 Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah
dalam makalah ini berupa pertanyaan sebagai berikut:
1. Apakah pengertian RMS?
2. Sejak kapan Pemberontakan RMS berlangsung?
3. Kapan akhir Pemberontakan RMS?
4. Sebutkan tokoh-tokoh yang berada di balik
Pembentukan RMS?
5. Bagaimana peran Belanda dalam Pembentukan RMS?
1.4 Sistematika
Penulisan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan Tujuan Penulisan
1.3 Rumusan Masalah
1.4 Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Latar
Belakang Terjadinya Republik Maluku Selatan
Republik Maluku Selatan
(RMS) adalah daerah yang diproklamasikan merdeka pada 25 April 1950 dengan
maksud untuk memisahkan diri dari Negara Indonesia Timur (saat itu Indonesia
masih berupa Republik Indonesia Serikat). Namun oleh Pemerintah Pusat, RMS
dianggap sebagai pemberontakan dan setelah misi damai gagal, maka RMS ditumpas
tuntas pada November 1950. Sejak 1966 RMS berfungsi sebagai pemerintahan di
pengasingan, Belanda.
2.2 Sejarah
Pemberontakan Republik Maluku Selatan
Pada 25 April 1950 RMS
hampir/nyaris diproklamasikan oleh orang-orang bekas prajurit KNIL dan
pro-Belanda yang di antaranya adalah Dr. Chr.R.S. Soumokil bekas jaksa agung
Negara Indonesia Timur yang kemudian ditunjuk sebagai Presiden, Ir. J.A.
Manusama dan J.H. Manuhutu. Pemerintah Pusat yang mencoba menyelesaikan secara
damai, mengirim tim yang diketuai Dr. J. Leimena sebagai misi perdamaian ke
Ambon. Tapi kemudian, misi yang terdiri dari para politikus, pendeta, dokter
dan wartawan, gagal dan pemerintah pusat memutuskan untuk menumpas RMS, lewat
kekuatan senjata. Dibentuklah pasukan di bawah pimpinan Kolonel A.E.
Kawilarang.
Pada 14 Juli 1950
Pasukan ekspedisi APRIS/TNI mulai menumpas pos-pos penting RMS. Sementara, RMS
yang memusatkan kekuatannya di Pulau Seram dan Ambon, juga menguasai perairan
laut Maluku Tengah, memblokade dan menghancurkan kapal-kapal pemerintah.
Pemberontakan ini berhasil digagalkan secara tuntas pada bulan November 1950,
sementara para pemimpin RMS mengasingkan diri ke Belanda. Pada 1951 sekitar
4.000 orang Maluku Selatan, tentara KNIL beserta keluarganya (jumlah
keseluruhannya sekitar 12.500 orang), mengungsi ke Belanda, yang saat itu
diyakini hanya untuk sementara saja.
RMS di Belanda lalu
menjadi pemerintahan di pengasingan. Pada 29 Juni 2007 beberapa pemuda Maluku
mengibarkan bendera RMS di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhono pada hari
keluarga nasional di Ambon. Pada 24 April 2008 John Watilette perdana menteri
pemerintahan RMS di pengasingan Belanda berpendapat bahwa mendirikan republik
merupakan sebuah mimpi di siang hari bolong dalam peringatan 58 tahun
proklamasi kemerdekaan RMS yang dimuat pada harian Algemeen Dagblad yang
menurunkan tulisan tentang antipati terhadap Jakarta menguat. Tujuan politik
RMS sudah berlalu seiring dengan melemahnya keingingan memperjuangkan RMS
ditambah tidak adanya donatur yang bersedia menyisihkan dananya, kini hubungan
dengan Maluku hanya menyangkut soal sosial ekonomi. Perdana menteri RMS
(bermimpi) tidak menutup kemungkinan Maluku akan menjadi daerah otonomi seperti
Aceh Kendati tetap menekankan tujuan utama adalah meraih kemerdekaan penuh.
2.3 Berakhirnya
Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)
Pemberontakan Republik
Maluku Selatan sudah berakhir tetapi masih ada beberapa orang yang masih
mengakui RMS dan sampai detik ini RMS masih tetap eksis dan mempunyai presiden
transisi bernama Simon Saiya.
2.4 Tokoh-tokoh
yang terlibat di dalam Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)
Pemimpin pertama RMS
dalam pengasingan di Belanda adalah Prof. Johan Manusama, pemimpin kedua Frans
Tutuhatunewa turun pada tanggal 25 april 2009. Kini John Wattilete adalah
pemimpin RMS pengasingan di Belanda. Dr. Soumokil mengasingkan diri ke Pulau
Seram. Ia ditangkap di Seram pada 2 Desember 1962, dijatuhi hukuman mati oleh
pengadilan militer, dan dilaksanakan di Kepulauan Seribu, Jakarta, pada 12
April 1966.
2.5 Peran
Belanda dalam Pembentukan Republik Maluku Selatan (RMS)
Oleh karena
kemerdekaan RMS yang di Proklamirkan oleh sebagian besar rakyat Maluku, pada
tanggal 24 April 1950 di kota Ambon, ditentang oleh Pemerintah RI dibawah
pimpinan Sukarno - Hatta, maka Pemerintah RI meng-ultimatum semua para aktifis
RMS yang memproklamirkan berdirinya Republik Maluku Selatan untuk menyerahkan
diri kepadda pemerintah RI, sehingga semua aktifis RMS itu ditangkapi oleh
Pasukan2 Militer yang dikirim dari Pulau Jawa.
Karena adanya
penangkapan yang dilakukan oleh militer Pemerintah RI, maka para pimpinan teras
RMS tersebut, ber-inisiatif untuk menghindar sementara ke Negeri Belanda,
kepindahan para pimpinan RMS ini mendapat bantuan sepenuhnya dari Pemerintah
Belanda pada saat itu. Dengan adanya kesediaan bantuan dari Pemerintah Belanda
untuk mengangkut sebagian besar rakyat Maluku dengan biaya sepenuhnya dari
Pemerintah Belanda, maka sebagian besar rakyat di Maluku yang beragama kristen,
memilih dengan kehendaknya sendiri untuk pindah ke Negeri Belanda. Pada waktu
itu, Ada lebih dari 15.000 rakyat Maluku yang memilih pindah ke negeri Belanda.
Pindahnya sebagian
rakyat maluku ini, oleh Pemerintahan Sukarno-Hatta, diissukan sebagai
"PENGUNGSIAN PARA PENDUKUNG RMS", lalu dengan dalih pemberontakan,
pemerintah RI menangkapi para Menteri RMS dan para aktifisnya, lalu mereka
dipanjarakan dan diadili oleh pengadilan militer RI, dengan hukuman berat
bahkan dieksekusi Mati.
Di Belanda, Pemerintah
RMS tetap menjalankan semua kebijakan Pemerintahan, seperti Sosial, Politik,
Keamanan dan Luar Negeri. Komunikasi antara Pemerintah RMS di Belanda dengan
para Menteri dan para Birokrat di Ambon berjalan lancar terkendali. Keadaan ini
membuat pemerintahan Sukarno tidak bisa berpangku tangan menyaksikan semua
aktivitas rakyat Maluku, sehingga dikeluarkanlah perintah untuk menangkap
seluruh pimpinan dengan semua jajarannya, sehingga pada akhirnya dinyatakanlah
bahwa Pemerintah RMS yang berada di Belanda sebagai Pemerintah RMS dalam
pengasingan Dengan bekal dokumentasi dan bukti perjuangan RMS, para pendukung
RMS membentuk apa yang disebut Pemerintahan RMS di pengasingan.
Pemerintah Belanda
mendukung kemerdekaan RMS, Namun di tahun 1978 terjadi peristiwa Wassenaar,
dimana beberapa elemen pemerintahan RMS melakukan serangan kepada Pemerintah
Belanda sebagai protes terhadap kebijakan Pemerintah Belanda. Oleh Press di
Belanda dikatakanlah peristiwa itu sebagai teror yang dilakukan para aktifis
RMS di Belanda. Ada yang mengatakan serangan ini disebabkan karena pemerintah
Belanda menarik dukungan mereka terhadap RMS. Ada lagi yang menyatakan serangan
teror ini dilakukan karena pendukung RMS frustasi, karena Belanda tidak dengan
sepenuh hati memberikan dukungan sejak mula. Di antara kegiatan yang di lansir
Press Belanda sabagai teror, adalah ketika di tahun 1978 kelompok RMS
menyandera 70 warga sipil di gedung pemerintah Belanda di Assen-Wassenaar.
Selama tahun 70an,
teror seperti ini dilakukan juga oleh beberapa kelompok sempalan RMS, seperti
kelompok Komando Bunuh Diri Maluku Selatan yang dipercaya merupakan nama lain
(atau setidaknya sekutu dekat) Pemuda Maluku Selatan Merdeka. Kelompok ini
merebut sebuah kereta api dan menyandera 38 penumpangnya di tahun 1975. Ada
juga kelompok sempalan yang tidak dikenal yang pada tahun 1977 menyandera 100
orang di sebuah sekolah dan di saat yang sama juga menyandera 50 orang di
sebuah kereta api. Sejak tahun 80an hingga sekarang aktivitas teror seperti itu
tidak pernah dilakukan lagi.
BAB III
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Republik Maluku
Selatan (RMS) adalah daerah yang diproklamasikan merdeka pada 25 April 1950
dengan maksud untuk memisahkan diri dari Negara Indonesia Timur (saat itu
Indonesia masih berupa Republik Indonesia Serikat). Namun oleh Pemerintah
Pusat, RMS dianggap sebagai pemberontakan dan setelah misi damai gagal, maka
RMS ditumpas tuntas pada November 1950 lewat kekuatan senjata.
Pada 14 Juli 1950
Pasukan ekspedisi APRIS/TNI mulai menumpas pos-pos penting RMS. Sementara, RMS
yang memusatkan kekuatannya di Pulau Seram dan Ambon, juga menguasai perairan
laut Maluku Tengah, memblokade dan menghancurkan kapal-kapal pemerintah.
Pemberontakan ini
berhasil digagalkan secara tuntas pada bulan November 1950, sementara para
pemimpin RMS mengasingkan diri ke Belanda adalah Prof. Johan Manusama.
Komunikasi antara Pemerintah RMS di Belanda dengan para Menteri dan para
Birokrat di Ambon berjalan lancar membuat pemerintahan Sukarnosehingga
mengeluarkan perintah untuk menangkap seluruh pimpinan dengan semua jajarannya,
sehingga pada akhirnya dinyatakanlah bahwa Pemerintah RMS yang berada di
Belanda sebagai Pemerintah RMS dalam pengasingan Dengan bekal dokumentasi dan
bukti perjuangan RMS
5.2 Saran
Alangkah baiknya kita
mempelajari dan mengetahui sejarah-sejarah tentang pemberontakan dunia
khususnya Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS).
Dari pemberontakan
tersebut kami dapat mengetahui bahwa Pemberontakan Republik Maluku Selatan
banyak sekali kisah-kisahnya pada masa lampau.
DAFTAR PUSTAKA
-
Buku LKS Sejarah Kelas XII Semester I
-
Agung Leo dan Aris Listiyani Dwi. 2009. Mandiri Sejarah. Jakarta:
Erlangga
Komentar
Posting Komentar